Minggu, 10 Agustus 2008

Metamorfosa Hukum Pascal menjadi Rangkaian Hidrolik (1)

Metamorfosa, sengaja kata ini aku pilih ketimbang evolusi karena aku lebih melihat perubahan hukum Pascal menjadi rangkaian hidrolik lebih mirip perubahan pada siklus hidup katak atau kupu-kupu ketimbang evolusi monyet menjadi manusia seperti pendapat Darwin. Mungkin aku salah dalam pemilihan kata ini. Namun, aku pikir hal ini tidak perlu diperdebatkan. Bila kamu seorang yang banyak tahu tentang Biologi dan menganggap pemakaian kata metamorfosa pada sistem hidrolik salah. Oke, kamu yang benar. Sebagaimana posting pertama aku cuma tukang hidrolik yang sama sekali akan menjadi pertanyaan besar kalau berbicara di bidang lain.

Cukup sudah bicara soal pemilihan kata. Sekarang kita melangkah ke bahasan bagaimana perubahan sebuah hukum sederhana Pascal menjadi sebuah sistem hidrolik yang mengagumkan.

Percobaan rangkaian hidrolik yang paling sederhana adalah sebuah bejana dengan beberapa lubang di masing-masing sisi. Sebuah plastik dimasukan kedalam bejana sehingga saat bejana tersebut diisi penuh air tidak langsung mancur. Kemudian beri tekanan dari atas permukan air di bejana dengan penampang yang rapat dengan bejana. Air meneruskan tekanan ke segala arah menembus lapisan platik lalu mancur. Dengan asumsi semua sisi mendapatkan tekanan yang sama tanpa pengaruh gaya lain, air akan mancur melalui semua lobang.

Perambatan tenaga ini lah yang kemudian dimanfaatkan pada sistem rem. Master cylinder rem mendapat tekanan dari tuas lalu cairan rem meneruskannya sampai ke piston kaliper. Merapatkan kedua kampas ke cakram. Untuk rem tipe tromol pun terjadi hal sama, piston merapatkan kampas dengan bentuk berbeda dan bidang bergerak berbeda pula.

Sangat sederhana! Mungkin terdengar membosankan aku berulang kali menyebut bahwa hidrolik tidak lebih dari rangkaian buntu. Tapi itulah kenyataannya. Hidrolik adalah rangkaian buntu dari oli yang berdesakan merambatkan tenaga dari satu titik ke titik lain.




Tidak ada komentar: